WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
VATIKAN — Carlo Acutis, remaja asal Italia yang dikenal sebagai “influencer Tuhan”, akhirnya resmi dinobatkan sebagai santo milenial pertama dalam upacara sakral di Vatikan yang dipimpin Paus Leo pada Minggu lalu.
Carlo Acutis: Santo Milenial Pertama
Carlo Acutis lahir di London tahun 1991 dari keluarga yang bekerja di bidang keuangan. Saat bayi, ia dibaptis di Gereja Our Lady of Dolours, Chelsea. Meskipun keluarganya jarang ke gereja, momen baptisan Carlo dianggap penting bagi komunitas paroki setempat.
Carlo kecil kemudian pindah ke Milan, Italia, bersama keluarganya. Di sana, ia tumbuh sebagai remaja yang mencintai teknologi dan dikenal gemar bermain gim video. Namun, di balik hobinya, Carlo menggunakan keterampilannya dalam dunia digital untuk membuat situs web yang mendokumentasikan mukjizat Katolik.
Kecintaan pada Teknologi dan Iman
Sebagai seorang anak muda, Carlo tak hanya menghabiskan waktu dengan konsol Nintendo dan gim seperti *Super Mario*, tetapi juga menjadikan teknologi sebagai sarana untuk mendekatkan orang lain pada iman Katolik. Situs web yang ia buat tentang mukjizat kini menjadi warisan digital yang menginspirasi banyak orang.
Tragisnya, Carlo meninggal pada usia 15 tahun akibat leukemia. Namun, warisannya tetap hidup dan makin dikenal setelah ribuan peziarah mendatangi makamnya di Assisi, Italia, di mana jasadnya diawetkan dalam lilin.
Peran Sang Ibu dan Proses Kanonisasi
Antonia Salzano, ibu Carlo, menjadi sosok penting dalam memperjuangkan kanonisasi putranya. Ia berkeliling dunia untuk bersaksi mengenai mukjizat yang diyakini terkait dengan Carlo. Salah satunya adalah penyembuhan seorang perempuan penderita kanker payudara yang berdoa kepada Carlo saat pemakamannya.
Paus Fransiskus sendiri mendukung penuh kanonisasi ini. Beliau mengaitkan dua mukjizat dengan Carlo Acutis, yang menjadi dasar pengangkatannya sebagai santo. Carlo dijadwalkan dikuduskan pada 27 April 2025, namun upacara itu ditunda akibat wafatnya Paus Fransiskus beberapa hari sebelumnya.

Upacara Kanonisasi Carlo Acutis
Minggu lalu, Paus Leo memimpin upacara kanonisasi Carlo Acutis yang dihadiri lebih dari satu juta peziarah di Assisi. Ribuan umat juga mendatangi Gereja Our Lady of Dolours di London, tempat Carlo dibaptis, yang kini memiliki relik berupa sehelai rambutnya.
Bagi banyak umat muda Katolik, Carlo dianggap dekat dengan kehidupan mereka. “Fakta bahwa seorang santo bisa bermain gim video dan mengenakan celana jin membuat kami merasa lebih terhubung,” kata Diego Sarkissian, seorang peziarah dari London.
Inspirasi Kaum Muda
Penetapan Carlo Acutis sebagai santo dipandang sebagai langkah Vatikan untuk memberi energi baru pada iman generasi muda. Dengan sosok yang akrab dengan dunia digital, Carlo membuktikan bahwa kesalehan dan modernitas bisa berjalan beriringan.
Kini, Carlo Acutis dikenang bukan hanya sebagai santo, tetapi juga simbol bahwa iman bisa disebarkan melalui teknologi dan media modern — sebuah teladan bagi generasi milenial dan Gen Z di seluruh dunia.
Penulis : Divita
Kardinal Robert Prevost terpilih sebagai Paus ke-267 : Paus Leo XIV