Jumlah Peserta Lolos SNBT 2025 Lebih Sedikit dari Kuota, Ini Alasannya
WARTABELANEGARA.COM | Jakarta- Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 telah diumumkan, namun banyak pihak mempertanyakan mengapa jumlah peserta yang lolos tidak sebanding dengan total daya tampung yang disediakan perguruan tinggi negeri (PTN).
Menurut keterangan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), perbedaan jumlah ini terjadi karena tidak semua peserta memenuhi syarat nilai minimum atau ambang batas yang ditetapkan masing-masing program studi. Dengan kata lain, meskipun kursi tersedia, tidak semua bisa terisi jika nilai peserta tidak memenuhi standar.
“Perguruan tinggi memiliki wewenang dalam menentukan ambang batas nilai. Jika dari 100 kuota hanya 70 peserta yang memenuhi kriteria, maka hanya 70 yang akan diterima,” jelas seorang perwakilan dari Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BPPP).
Selain itu, banyak peserta masih cenderung memilih program studi yang populer dan diminati, seperti kedokteran, teknik, atau komunikasi. Akibatnya, ada jurusan lain yang sepi peminat meskipun memiliki daya tampung besar, sehingga kursinya tetap kosong.
Berbeda dari jalur SNBP yang berbasis nilai rapor dan prestasi, SNBT menggunakan sistem tes nasional yang sangat kompetitif. Penilaian dilakukan secara objektif berdasarkan skor, sehingga pendaftar dengan nilai tinggi bisa saja tidak lolos jika persaingannya sangat ketat di program studi yang dipilih.
Kemendikbudristek mendorong siswa dan pihak sekolah untuk lebih cermat dan realistis dalam menyusun strategi pemilihan program studi. Edukasi tentang potensi dan peluang di semua jurusan juga penting agar tidak terjadi penumpukan di beberapa bidang saja.
Melalui sistem ini, pemerintah berharap kualitas calon mahasiswa semakin meningkat, meskipun tidak seluruh kuota dapat terisi secara maksimal setiap tahunnya.
Editor : Aninggell
KPU Tetapkan 17 Parpol dan 6 Parpol Lokal Aceh
1 Komentar
Komentar ditutup.