WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Â Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
Garut. 11/11/2025.Sebagai Ketua Dewan Pembina Kebudayaan, saya, DR. H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P.,di Audotorium Dispusip dalam acara loeuncing pemutaran Filem Gunung Nagara. memiliki komitmen kuat untuk menjaga, mengembangkan, dan melestarikan warisan budaya bangsa. Setiap pengurus Dewan Pembina Kebudayaan memiliki peran penting dalam menghidupkan kembali nilai-nilai luhur sejarah dan peradaban yang ada di Indonesia, khususnya di wilayah Garut dan sekitarnya.
Dalam menjalankan tugas ini, kami membangun kerja sama erat antara Dinas Pariwisata dan Dewan Kebudayaan. Kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk menggali dan mengungkap berbagai situs bersejarah, terutama yang berasal dari masa-masa awal peradaban Nusantara pada abad ke-6 hingga abad ke-7 Masehi. Melalui pendekatan ilmiah dan terencana, Dewan Kebudayaan secara bertahap akan melakukan pengungkapan, penggalian, serta pengarsipan terhadap situs-situs penting tersebut.
Salah satu fokus utama kami adalah wilayah Gunung Negara, sebuah tempat yang menyimpan banyak misteri sejarah dan spiritualitas tinggi. Di sana, terdapat sebuah pohon tua yang sangat menarik perhatian para peneliti. Akar pohon tersebut dikatakan membentang luas hingga mencerminkan jejak kehidupan dan peradaban masa lampau yang sangat kuat. Bahkan, menurut berbagai pengamatan, pohon itu menjadi simbol adanya peradaban Islam yang sangat tua di kawasan ini.
Fenomena alam dan sejarah yang ada di Gunung Negara bukan sekadar legenda. Ia merupakan bukti nyata bahwa wilayah Nusantara telah menjadi tempat berkembangnya peradaban Islam sejak masa-masa awal, jauh sebelum catatan sejarah modern mencatatnya. Hal inilah yang mendorong kami untuk terus melakukan penelitian mendalam agar nilai-nilai sejarah tersebut dapat diungkap dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Sejak tahun 2017, bidang kebudayaan telah berupaya mengembangkan, memanfaatkan, dan membina berbagai tempat bersejarah seperti Gunung Negara. Upaya ini merupakan bagian dari kewajiban pemerintah dalam melestarikan warisan budaya yang bernilai tinggi. Dalam setiap langkahnya, kami berpegang pada prinsip bahwa pelestarian kebudayaan bukan sekadar tanggung jawab akademik, tetapi juga tanggung jawab moral untuk menjaga identitas bangsa.
Oleh karena itu, rekomendasi utama kami adalah agar dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pohon bersejarah di Gunung Negara tersebut. Menurut para ahli, usia pohon ini bisa mencapai sekitar 1.300 tahun, yang berarti tumbuh pada masa-masa awal peradaban Islam di Nusantara. Fakta ini perlu dibuktikan melalui riset ilmiah lintas disiplin—melibatkan ahli botani, arkeolog, sejarawan, dan antropolog—agar warisan sejarah ini dapat terdokumentasi dengan baik dan diakui secara resmi.
Kekuatan dari pohon tersebut, baik secara fisik maupun simbolik, menjadi cerminan ketangguhan peradaban lama yang berakar kuat di bumi Indonesia. Jika penelitian ini dilakukan secara serius, bukan tidak mungkin akan ditemukan bukti-bukti baru yang dapat memperkaya pemahaman kita tentang sejarah peradaban Islam di Nusantara, khususnya di Jawa Barat.
Melalui kerja sama antara Dewan Kebudayaan, Dinas Pariwisata, dan lembaga penelitian, saya berharap upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan ini dapat menjadi gerakan berkelanjutan. Dengan demikian, generasi muda Indonesia tidak hanya mengenal sejarah dari buku, tetapi juga dari bukti-bukti nyata yang tertanam dalam tanah airnya sendiri.
Warisan budaya adalah jati diri bangsa. Menjaga dan menelitinya adalah bagian dari pengabdian kepada tanah air, agar nilai-nilai luhur peradaban tidak lekang oleh waktu.(opx)
Artikel ini masuk dalam: Tradisi dan Budaya, Budaya.







