WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Â Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
Garut –22 November 2025 Hari Sabtu, 22 November 2025 yang bertepatan dengan acara Musyawarah II MMS (Majelis Musyawarah Sunda) yang akan berlangsung di Gedung Sate Bandung, Tokoh Garut Selatan Kang Oos Supyadin yang kebetulan diundangnya akan mengingat kepada para Inohong Sunda harus tetap fokus dan Kompak dalam memperjuangkan Pemekaran Daerah di Jawa Barat.
Upaya pemekaran wilayah di Jawa Barat kembali menguat seiring meningkatnya aspirasi masyarakat dan para tokoh Sunda. Dalam wawancara khusus, pemerhati kebijakan publik sekaligus tokoh Garut Selatan, Kang Oos Supyadin, menegaskan bahwa perjuangan pemekaran harus menjadi agenda prioritas para inohong Sunda di Jawa Barat.
Menurut Kang Oos, pemekaran bukan sekadar keinginan politis, tetapi kebutuhan strategis untuk pemerataan pembangunan. “Wilayah Jabar terlalu luas, penduduknya terlalu banyak, tapi kewenangan dan fiskalnya terbatas. Ini tidak adil dan tidak efisien. Pemekaran adalah solusi rasional, bukan emosional,” ujarnya.
Ia menyoroti masalah ketidakadilan fiskal, terutama terkait dana bagi hasil dari pusat ke daerah yang dinilai tidak proporsional dengan beban penduduk Jawa Barat.
“Bayangkan, penduduk Jabar lebih dari 50 juta jiwa—yang terbesar di Indonesia—tapi jumlah kabupaten/kotanya hanya 27. Bandingkan dengan Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang penduduknya lebih sedikit tapi punya daerah administratif lebih banyak,” kata Oos.
Perbandingan Beban Wilayah Jabar dengan Provinsi Lain
Dalam penjelasannya, Kang Oos memaparkan data bahwa:
Jawa Barat pada 2024 memiliki 50,35 juta jiwa dengan luas 37.040,04 km², terdiri dari 27 kabupaten/kota dan 5.957 desa/kelurahan.
Jawa Timur memiliki 41,92 juta jiwa, luas 48.036,84 km², dengan 38 kabupaten/kota dan 8.494 desa.
Jawa Tengah memiliki 38,28 juta jiwa, luas mencapai 32.800–34.334 km², dengan 35 kabupaten/kota dan 8.563 desa/kelurahan.
“Jawa Barat memikul beban paling berat tetapi dengan struktur pemerintahan paling sedikit. Wajar jika pembangunan tidak merata, terutama di selatan Jabar,” tegasnya.
Seruan kepada Inohong Sunda: Fokus, Kompak, dan Konsisten
Kang Oos kemudian mengingatkan agar seluruh tokoh, budayawan, dan inohong Sunda tidak terpecah fokus. Ia melihat gelombang dukungan sudah besar, tinggal dipadatkan dalam satu arah perjuangan.
“Saya hanya mengingatkan: para inohong Sunda harus fokus. Jangan melebar ke isu-isu lain dulu. Pemekaran ini untuk kemaslahatan masyarakat, untuk percepatan pembangunan, untuk keadilan wilayah,” ungkapnya.
Ia juga menilai bahwa momentum saat ini sangat tepat, mengingat aspirasi pemekaran seperti Garut Selatan, Garut Utara, Sukabumi Utara, Bogor Utara, Bogor Timur, Bandung Timur, dan usulan pemekaran daerah di Jawa Barat terus menguat.
Penutup
Kang Oos berharap pemerintah pusat segera membuka kran moratorium pemekaran secara nasional bukan parsial, dan para tokoh Sunda semakin kompak dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.
“Ini bukan perjuangan satu daerah. Ini perjuangan seluruh Jawa Barat. Kita ingin masa depan yang lebih adil, lebih dekat, dan lebih sejahtera bagi warga Jabar dari ujung utara sampai selatan,” tandasnya.
(Red)
Artikel ini masuk dalam: Editorial.











