STAI Kharisma Gelar Studium Generale, Menyiapkan Langkah Transformasi Menuju Institut Kharisma Nusantara
Dalam sambutannya, Ketua STAI Kharisma, Ade Nurpriatna, menggarisbawahi pentingnya pembentukan karakter mahasiswa sebagai fondasi untuk menghadapi tantangan global sekaligus mendukung visi transformasi institusi. Ia menjelaskan, “Kita tidak hanya berbicara tentang pencapaian akademik, tetapi juga tentang bagaimana mahasiswa kita mampu mengembangkan karakter yang kuat dalam aspek pribadi, sosial, dan spiritual. Dengan kedisiplinan, kreativitas, serta integritas yang dimiliki, mahasiswa STAI Kharisma akan menjadi agen perubahan yang dibutuhkan masyarakat.”
Menurut Ade Nurpriatna, karakter akademik mahasiswa meliputi kedisiplinan dalam menjalankan kewajiban akademik seperti mengikuti jadwal kuliah dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan analitis, yang memungkinkan mereka untuk menganalisis informasi secara mendalam dan membangun argumentasi yang logis. Kreativitas dan inovasi turut menjadi perhatian, di mana mahasiswa diharapkan mampu menciptakan ide-ide baru dan solusi yang kreatif untuk berbagai permasalahan.
Sementara itu, pada aspek karakter pribadi, integritas menjadi nilai utama yang harus dijunjung tinggi oleh setiap mahasiswa. Kejujuran, transparansi, dan etika dalam semua aspek kehidupan adalah fondasi yang tidak dapat ditawar. Tanggung jawab juga menjadi poin penting, di mana mahasiswa harus siap menerima konsekuensi atas tindakan dan keputusan mereka serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, empati dan kerja sama ditekankan sebagai modal utama dalam membangun hubungan yang harmonis dengan sesama.
Di sisi lain, karakter sosial mahasiswa yang diharapkan meliputi kemampuan kepemimpinan, komunikasi efektif, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial. Ade Nurpriatna menegaskan bahwa mahasiswa STAI Kharisma harus mampu menjadi pemimpin yang inspiratif, berkomunikasi dengan jelas dan sopan, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Pada dimensi spiritual, kesadaran diri, kesabaran, dan keharmonisan dengan alam menjadi fokus utama. Mahasiswa diajak untuk memahami nilai-nilai hidup dan tujuan yang mereka miliki, menghadapi tantangan dengan ketabahan, serta turut menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab spiritual.
Mulyawan Sofwandi Nugraha, dalam materinya, memaparkan bahwa membangun karakter adaptif, produktif, dan solutif adalah langkah strategis dalam menciptakan lulusan yang tidak hanya siap menghadapi perubahan zaman, tetapi juga mampu memberikan solusi nyata bagi masyarakat. Ia menyampaikan, “Transformasi ini bukan hanya soal perubahan nama institusi, tetapi sebuah momentum untuk memperkuat peran kita dalam dunia pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa adalah kunci dari transformasi ini, karena merekalah yang akan membawa nilai-nilai baru dan memberikan dampak nyata di masa depan.”
Acara ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika STAI Kharisma, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan. Tidak hanya itu, sejumlah tokoh pendidikan dan perwakilan dari instansi pemerintah juga turut hadir memberikan dukungan. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi yang terus digaungkan, STAI Kharisma optimis bahwa langkah transformasi ini akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan institusi menuju masa depan yang lebih gemilang.
