Menu

Mode Gelap
Persib Bandung Resmi Umumkan Pemain Baru, Siapa Saja ? 13 Perusahaan Tambang Dapat Hak Istimewa di Raja Ampat oleh Pemerintah Longsor Tambang Batu Alam di Gunung Kuda Cirebon, 4 Tewas dan Puluhan Pekerja Tertimbun Garut Berduka: Ledakan Amunisi di Pantai Cibalong Tewaskan 11 Orang Arus Balik Lebaran 2025 Dimulai, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Breaking News:  Hari Raya Idul Fitri 1446 H Jatuh pada Tanggal 31 Maret 2025

Berita Utama

Diduga Calon Dokter Ikut Terlibat dalam Kasus Bullying Tragis Timothy di Unud

verified

Diduga Calon Dokter Ikut Terlibat dalam Kasus Bullying Tragis Timothy di Unud Perbesar

Diduga Calon Dokter Ikut Terlibat dalam Kasus Bullying

WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif :  Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.

Diduga calon dokter ikut terlibat dalam kasus bullying tragis di Universitas Udayana yang menewaskan mahasiswa baru bernama Timothy. Publik dan alumni menuntut keadilan dan reformasi kampus
Diduga calon dokter ikut terlibat dalam kasus bullying tragis di Universitas Udayana yang menewaskan mahasiswa baru bernama Timothy. Publik dan alumni menuntut keadilan dan reformasi kampus

Diduga Calon Dokter Ikut Terlibat

Denpasar, 19 Oktober 2025, Kasus meninggalnya mahasiswa Universitas Udayana (Unud) bernama Timothy Anugrah Saputra terus menjadi sorotan publik. Kejadian tragis itu menimbulkan duka mendalam, namun yang membuat masyarakat geram adalah munculnya tangkapan layar percakapan grup WhatsApp yang berisi ejekan dan candaan tidak berempati terhadap korban.

Kronologi dan Percakapan Tanpa Empati

Timothy ditemukan meninggal dunia pada Rabu, 15 Oktober 2025 di lingkungan kampus FISIP Unud. Dugaan tekanan mental menjadi penyebab yang kini tengah diselidiki pihak berwenang. Namun perhatian publik justru beralih setelah beredarnya percakapan WhatsApp yang menunjukkan sekelompok mahasiswa memperolok kematian Timothy.

Sebagian isi percakapan itu bahkan dianggap tidak manusiawi, lantaran ada yang menyamakan tragedi tersebut dengan sosok selebgram Kekeyi.

Nama Calista Amore Manurung, calon dokter dari Fakultas Kedokteran Unud, ikut terseret dalam pusaran kasus ini. Akunnya disebut hilang dari media sosial tak lama setelah percakapan tersebut viral.

Tindakan mahasiswa yang terlibat perundungan itu membuat publik geram—terlebih karena mereka berasal dari fakultas yang seharusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, etika, dan empati.

Diduga Calon Dokter Ikut Terlibat dalam Kasus Bullying Tragis Timothy di Unud : “Gausah Jadi Dokter Kalau Nggak Punya Hati”

Aksi calon dokter itu menuai kecaman keras dari dr Guco, dokter senior yang menilai perilaku mereka telah mencoreng dunia medis.

“Gausah jadi dokter kalau nggak punya hati,” tulisnya dalam unggahan media sosial.

Menurut dr Guco, tiga di antara pelaku merupakan mahasiswa koas di RS Ngoerah Bali.

“Sadar nggak, yang kalian gunjingkan itu pasien. Layak kah lanjut koas? Mending berhenti aja, malu-maluin diri sendiri, keluarga, kampus,” ujarnya.

Ia menegaskan, sikap nir-empati tersebut tidak pantas dimiliki oleh siapa pun yang akan berkecimpung di dunia kesehatan.

“Bayangkan, nanti mereka bekerja di lapangan yang sama dengan saya. Gila. Lebih baik saya dianggap melanggar solidaritas sejawat daripada membiarkan calon dokter tanpa empati,” tulisnya lagi.

Unggahan dr Guco  di instagram @gu_coci itu langsung viral dan disambut ribuan komentar netizen yang mendukung tindakan tegas terhadap para pelaku.

Suara Alumni: Kritik Keras dan Tuntutan Perubahan

Kritik tajam juga datang dari kalangan alumni Universitas Udayana. Salah satunya disampaikan oleh akun Instagram @ayusarsw, seorang alumni yang mengunggah “Surat Terbuka untuk Universitas Udayana”. Dalam unggahannya, ia menegaskan bahwa pernyataan kampus “sedang menyelidiki” tidak cukup untuk menghentikan budaya kekerasan yang sistemik.

“Kami tidak bisa terus mengatakan ‘kami sedang menyelidiki’ sementara budaya tetap kejam dan sistemnya tetap rusak,” tulisnya.

“Kami menuntut proses hukum yang jelas dan adil, akuntabilitas publik, pembentukan satgas anti-perundungan independen, serta konseling empati yang wajib untuk seluruh sivitas akademika,” lanjutnya.

Pernyataan tersebut viral dan mendapat ribuan dukungan dari mahasiswa serta masyarakat luas. Banyak yang menganggap keberanian alumni bersuara menjadi cermin kepedulian terhadap reformasi budaya kampus yang lebih manusiawi dan beretika.

Pihak Kampus Udayana Jatuhkan Sanksi Akademik

Pihak Universitas Udayana melalui Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP Unud segera menindaklanjuti kasus ini. Dalam sidang organisasi mahasiswa yang dipimpin oleh Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, disampaikan sanksi tegas bagi mahasiswa yang terlibat.

“Saya sudah sampaikan kepada kaprodi agar diberikan sanksi pengurangan nilai soft skill selama satu semester,” ujar Anom dalam siaran langsung Instagram @dpmfisipunud, Kamis (16/10) sore.

Selain itu, enam mahasiswa juga dijatuhi hukuman pendidikan tambahan berupa:
1. Pemecatan dari seluruh jabatan organisasi kemahasiswaan (Ormawa).
2. Nilai D untuk semua mata kuliah semester berjalan.
3. Pengurangan nilai soft skill selama satu semester.

Pihak kampus menegaskan sanksi tetap berlaku meski mahasiswa telah meminta maaf secara terbuka.
“Sanksi ini bukanlah kebencian. Kami guru, tugas kami mendidik agar mahasiswa memahami etika berkomunikasi di ruang publik,” jelas pihak rektorat.

GBNN: Dunia Pendidikan Kehilangan Rasa Kemanusiaan

Kemarahan masyarakat juga datang dari Ketua Umum Garda Bela Negara Nasional (GBNN) yang mengecam keras tindakan tersebut.

“Sangat disesalkan, ada calon dokter yang seharusnya menjadi garda depan dalam memberikan edukasi justru memperolok tragedi kemanusiaan. Ini bukti moralitas dan empati sudah terkikis,” ujarnya.
GBNN menilai insiden ini menggambarkan krisis etika dan moralitas di lingkungan akademik, di mana nilai sosial-budaya dan kepedulian sesama mulai tergerus.

Reaksi Publik dan Netizen: “Calon Dokter Kok Begitu?”

Di media sosial, ribuan pengguna X dan Instagram menumpahkan amarah dan rasa kecewa.
“Calon dokter kok malah ngetawain korban, di mana empatinya?” tulis salah satu akun.
Beberapa bahkan menyebut bahwa kehilangan nilai kemanusiaan di kalangan calon tenaga medis adalah alarm serius bagi dunia pendidikan.

Masyarakat menilai, kampus harus memperkuat pendidikan karakter dan tanggung jawab moral sebelum mencetak tenaga medis masa depan.

Refleksi dan Harapan untuk Dunia Pendidikan

Kasus ini menjadi cermin betapa pentingnya empati dan moralitas dalam pendidikan tinggi. Universitas seharusnya bukan hanya mencetak sarjana, tetapi juga manusia berjiwa kemanusiaan.

Tragedi Timothy dan sikap tidak pantas sejumlah mahasiswa menjadi peringatan bahwa tanpa empati, kecerdasan hanyalah kesombongan intelektual. Ironis Diduga Calon Dokter Ikut Terlibat dalam Kasus Bullying Tragis Timothy di Unud sudah sangat memprihatinkan. Perlu adanya edukasi moralitas dan kemanusiaan yang harus diterapkan dalam kurikulum, bukan hanya tentang kesehatan saja.

Inilah Nama Terduga Para Pelaku

WBN-Fingerprint: wartabelanegara.com-2025
Artikel ini diterbitkan pertama kali di wartabelanegara.com oleh redaksi

Facebook Telegram Pinterest WhatsApp Copy Link

Komentar ditutup.

Presiden RI Tinjau Lokasi Bencana Tapanuli Tengah dan Padang

2 Desember 2025 - 12:00

Pesawat TNI AU Pembawa Bantuan Darurat

28 November 2025 - 22:07

Panglima TNI dan Kapolri Lantik 1.621 Prabhatar

28 November 2025 - 21:56

Dirut BJB Yusuf Saadudin Wafat

Duka Mendalam Selimuti Dunia Perbankan Jabar, Dirut BJB Yusuf Saadudin Wafat

14 November 2025 - 07:02

RSUD Bakti Padjajaran Cibinong Buka Layanan Psikolog

RSUD Bakti Padjajaran Cibinong Buka Layanan Psikolog

12 November 2025 - 20:00

Diduga calon dokter ikut terlibat dalam kasus bullying tragis di Universitas Udayana yang menewaskan mahasiswa baru bernama Timothy. Publik dan alumni menuntut keadilan dan reformasi kampus
Diduga calon dokter ikut terlibat dalam kasus bullying tragis di Universitas Udayana yang menewaskan mahasiswa baru bernama Timothy. Publik dan alumni menuntut keadilan dan reformasi kampus