Menu

Mode Gelap
Persib Bandung Resmi Umumkan Pemain Baru, Siapa Saja ? 13 Perusahaan Tambang Dapat Hak Istimewa di Raja Ampat oleh Pemerintah Longsor Tambang Batu Alam di Gunung Kuda Cirebon, 4 Tewas dan Puluhan Pekerja Tertimbun Garut Berduka: Ledakan Amunisi di Pantai Cibalong Tewaskan 11 Orang Arus Balik Lebaran 2025 Dimulai, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Breaking News:  Hari Raya Idul Fitri 1446 H Jatuh pada Tanggal 31 Maret 2025

Berita

Jumlah Peserta Lolos SNBT 2025 Lebih Sedikit dari Kuota, Ini Alasannya

Aninggellbadge-check


					Foto : Fakultas Hukum UMSU Perbesar

Foto : Fakultas Hukum UMSU

WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif :  Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.

Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 telah diumumkan, namun banyak pihak mempertanyakan mengapa jumlah peserta yang lolos tidak sebanding
Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 telah diumumkan, namun banyak pihak mempertanyakan mengapa jumlah peserta yang lolos tidak sebanding

Jumlah Peserta Lolos SNBT 2025 Lebih Sedikit dari Kuota, Ini Alasannya

WARTABELANEGARA.COM | Jakarta- Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 telah diumumkan, namun banyak pihak mempertanyakan mengapa jumlah peserta yang lolos tidak sebanding dengan total daya tampung yang disediakan perguruan tinggi negeri (PTN).

Menurut keterangan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), perbedaan jumlah ini terjadi karena tidak semua peserta memenuhi syarat nilai minimum atau ambang batas yang ditetapkan masing-masing program studi. Dengan kata lain, meskipun kursi tersedia, tidak semua bisa terisi jika nilai peserta tidak memenuhi standar.

“Perguruan tinggi memiliki wewenang dalam menentukan ambang batas nilai. Jika dari 100 kuota hanya 70 peserta yang memenuhi kriteria, maka hanya 70 yang akan diterima,” jelas seorang perwakilan dari Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BPPP).

Selain itu, banyak peserta masih cenderung memilih program studi yang populer dan diminati, seperti kedokteran, teknik, atau komunikasi. Akibatnya, ada jurusan lain yang sepi peminat meskipun memiliki daya tampung besar, sehingga kursinya tetap kosong.

Berbeda dari jalur SNBP yang berbasis nilai rapor dan prestasi, SNBT menggunakan sistem tes nasional yang sangat kompetitif. Penilaian dilakukan secara objektif berdasarkan skor, sehingga pendaftar dengan nilai tinggi bisa saja tidak lolos jika persaingannya sangat ketat di program studi yang dipilih.

Kemendikbudristek mendorong siswa dan pihak sekolah untuk lebih cermat dan realistis dalam menyusun strategi pemilihan program studi. Edukasi tentang potensi dan peluang di semua jurusan juga penting agar tidak terjadi penumpukan di beberapa bidang saja.

Melalui sistem ini, pemerintah berharap kualitas calon mahasiswa semakin meningkat, meskipun tidak seluruh kuota dapat terisi secara maksimal setiap tahunnya.

 

Editor : Aninggell

KPU Tetapkan 17 Parpol dan 6 Parpol Lokal Aceh

WBN-Fingerprint: wartabelanegara.com-2025
Artikel ini diterbitkan pertama kali di wartabelanegara.com oleh Aninggell

Komentar ditutup.

Baca Lainnya

Serma Lady Yanto Nikahkan Putri Keduanya, Teladani Nilai Sapta Marga dalam Kehidupan

12 Oktober 2025 - 21:04 WIB

PPPK Paruh Waktu Resmi Dibuka, Begini Skema Gaji dan Tunjangannya

9 Oktober 2025 - 11:50 WIB

PPPK Paruh Waktu Resmi Dibuka, Begini Skema Gaji dan Tunjangannya

Dua Skenario Timnas Indonesia Lolos Usai Kalah 2-3 dari Arab Saudi

9 Oktober 2025 - 11:40 WIB

Dua Skenario Timnas Indonesia Lolos Usai Kalah 2-3 dari Arab Saudi

Diduga Pecahan Meteor Jatuh di Tegal, Batu Hitam Ditemukan Warga

8 Oktober 2025 - 20:40 WIB

Diduga Pecahan Meteor Jatuh di Tegal

Meteor Jatuh di Laut Jawa, Cahaya Misterius Terlihat di Brebes hingga Tegal

8 Oktober 2025 - 18:44 WIB

Meteor Jatuh di Laut Jawa
Trending di Berita
Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 telah diumumkan, namun banyak pihak mempertanyakan mengapa jumlah peserta yang lolos tidak sebanding
Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 telah diumumkan, namun banyak pihak mempertanyakan mengapa jumlah peserta yang lolos tidak sebanding