Menu

Mode Gelap
Persib Bandung Resmi Umumkan Pemain Baru, Siapa Saja ? 13 Perusahaan Tambang Dapat Hak Istimewa di Raja Ampat oleh Pemerintah Longsor Tambang Batu Alam di Gunung Kuda Cirebon, 4 Tewas dan Puluhan Pekerja Tertimbun Garut Berduka: Ledakan Amunisi di Pantai Cibalong Tewaskan 11 Orang Arus Balik Lebaran 2025 Dimulai, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Breaking News:  Hari Raya Idul Fitri 1446 H Jatuh pada Tanggal 31 Maret 2025

Berita Utama

Krisis Empati dan Kemanusiaan: Tragedi Timothy Anugrah Wajah Gelap Dunia Pendidikan

badge-check


					Krisis Empati dan Kemanusiaan: Tragedi Timothy Anugrah Perbesar

Krisis Empati dan Kemanusiaan: Tragedi Timothy Anugrah

WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif :  Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.

Krisis Empati dan Kemanusiaan: Tragedi Timothy Anugrah di Universitas Udayana ungkap masih belum teredukasi dunia pendidikan
Krisis Empati dan Kemanusiaan: Tragedi Timothy Anugrah di Universitas Udayana ungkap masih belum teredukasi dunia pendidikan

Krisis Empati dan Darurat Kemanusiaan

Denpasar, 18 Oktober 2025, Tragedi yang menimpa mahasiswa Universitas Udayana, Timothy Anugrah Saputra, bukan sekadar kisah duka seorang mahasiswa yang kehilangan harapan. Lebih dari itu, kasus ini membuka tabir kelam tentang krisis empati dan degradasi nilai kemanusiaan di lingkungan pendidikan tinggi Indonesia.

Duka yang Berbalik Jadi Cemooh

Timothy ditemukan meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat Gedung FISIP Unud, Rabu (15/11/2025). Diduga, ia mengalami tekanan mental berat akibat masalah pribadi dan lingkungan sosial yang kurang suportif. Namun yang paling mengejutkan, tragedi ini justru disambut dengan ejekan oleh sebagian mahasiswa.

Di tengah suasana duka, beredar tangkapan layar percakapan grup WhatsApp yang berisi candaan dan olok-olokan soal kematian Timothy. Para pelaku diketahui merupakan pengurus aktif Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud, Kabinet Cakra, Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana, Maria Victoria Viyata Mayos, Muhammad Riyadh Alvitto, Satriyaji Pratama, Vito Simanungkalit.

Alih-alih menunjukkan empati, mereka justru menertawakan kepergian rekan satu fakultas. Salah satu komentar bahkan menyamakan korban dengan figur publik Kekeyi, yang viral karena fisiknya. Tindakan ini memicu gelombang kemarahan dan kecaman dari mahasiswa, dosen, hingga masyarakat.

Budaya Sosial Kampus yang Membeku Krisis Empati dan Kemanusiaan

Publik menilai, kasus ini menjadi cermin rusaknya tatanan sosial dan budaya empati di kalangan mahasiswa. Dunia akademik yang seharusnya menjadi ruang pembentukan karakter kini justru melahirkan individu yang kehilangan kepekaan sosial.

“Jika di kampus saja rasa kemanusiaan bisa hilang, bagaimana nasib bangsa ini di masa depan?” tulis seorang netizen di platform X, menandai akun resmi Universitas Udayana.

Fenomena ini memperlihatkan betapa lemahnya pendidikan karakter di lingkungan akademik. Mahasiswa terjebak dalam dunia digital yang dangkal, di mana empati digantikan oleh candaan dan validasi sosial.

Kampus dan Himpunan Bertindak

Menanggapi insiden tersebut, Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, menegaskan bahwa pihak fakultas telah memberikan sanksi tegas.

“Mereka mendapat pengurangan nilai soft skill selama satu semester dan diwajibkan membuat surat serta video permintaan maaf. Ini bukan kebencian, tapi pendidikan moral,” ujarnya.

Sementara itu, Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud mengumumkan pemberhentian tidak hormat terhadap keempat pengurus yang terlibat, efektif per 16 Oktober 2025.

Dalam unggahan resmi, Universitas Udayana menyampaikan belasungkawa mendalam dan menegaskan komitmen memperkuat pendampingan psikologis bagi mahasiswa.

GBNN: Hilangnya Krisis Empati dan Jiwa Kemanusiaan

Ketua Umum Garda Bela Negara Nusantara (GBNN), Fahria Alfiano, mengecam keras perilaku tidak manusiawi tersebut. Ia menyebut, kejadian ini bukan hanya tragedi personal, tetapi refleksi kegagalan moral dalam pendidikan nasional. Krisis Empati dan Kemanusiaan.

“Perundungan dalam bentuk apa pun mencederai nilai-nilai kebangsaan. Mahasiswa seharusnya menjadi teladan, bukan pelaku pelecehan moral,” tegas Fahria.

Ia menambahkan, kesehatan mental adalah hak yang dijamin oleh negara dan dilindungi melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. “Ketika temanmu sedang terpuruk, tugasmu adalah merangkul, bukan menertawakan,” ujarnya.

“Banyak kampus yang fokus pada capaian akademik, tapi mengabaikan kesehatan mental mahasiswanya. Padahal tekanan sosial, ekspektasi, dan perundungan verbal bisa memicu depresi berat,” ungkap Fahria.

Menurutnya, sistem pendidikan harus mulai memasukkan program konseling aktif dan pelatihan empati sosial agar mahasiswa terbiasa menolong, bukan menilai.

Suara Pakar: Pentingnya Literasi Mental dan Empati

Dikutip dari Psikolog Ayan Prima pada akun instagramnya memberikan edukasi  https://www.instagram.com/reel/DP8vBWTgf2l/ : tentang Refleksi dari kasus Timothy Depresi dan hilangnya empati. depresi itu nyata. Yang juga harus diasah adalah empati pada mereka yang alami gangguan depresi atau masalah psikologis. Jangan jadikan bahan candaan.

Refleksi: Saat Pendidikan Kehilangan Nurani Krisis Empati dan Kemanusiaan

Kasus Timothy Anugrah mengajarkan satu hal penting:
pendidikan tanpa nilai kemanusiaan hanyalah rutinitas tanpa makna. Dunia akademik kehilangan fungsi utamanya jika tidak lagi mampu menumbuhkan empati dan solidaritas antar manusia.

Tragedi ini menjadi peringatan agar kampus di seluruh Indonesia tidak hanya mengajarkan teori dan riset, tetapi juga kepekaan sosial, kepedulian, dan empati terhadap sesama.


Tragedi Timothy Anugrah di Udayana: Krisis Moralitas Darurat Kemanusiaan

Mahasiswa Unud Tewas Lompat dari Gedung, Rekan Kampus Dijatuhi Sanksi Bullying

Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025: Pulih Bersama di Tengah Krisis Kemanusiaan

DISCLAIMER:
Artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan serupa. Bila Anda mengalami tekanan psikologis atau pikiran untuk menyakiti diri, segera hubungi psikolog, psikiater, atau layanan darurat kesehatan mental terdekat. Anda tidak sendirian — bantuan profesional selalu tersedia.

WBN-Fingerprint: wartabelanegara.com-2025
Artikel ini diterbitkan pertama kali di wartabelanegara.com oleh redaksi

Baca Lainnya

Tragedi Timothy Anugrah di Udayana: Krisis Moralitas Darurat Kemanusiaan

18 Oktober 2025 - 15:35 WIB

Tragedi Timothy Anugrah di Udayana: Krisis Moralitas Darurat Kemanusiaan

Cara Lapor ke Lapor Pak Purbaya, 15 Ribu Aduan Masuk Lewat WhatsApp

18 Oktober 2025 - 12:51 WIB

Cara Lapor ke Lapor Pak Purbaya, 15 Ribu Aduan Masuk Lewat WhatsApp

Mahasiswa Unud Tewas Lompat dari Gedung, Rekan Kampus Dijatuhi Sanksi Bullying

18 Oktober 2025 - 12:45 WIB

Mahasiswa Unud Tewas Lompat dari Gedung, Rekan Kampus Dijatuhi Sanksi Bullying

Bakamla RI Gagalkan Aksi Perompakan di Perairan Kaltim, 5 Pelaku Diamankan

16 Oktober 2025 - 18:51 WIB

TNI Tewaskan 14 Anggota OPM Pimpinan Undius Kogoya di Intan Jaya, Markas Besar Dikuasai

16 Oktober 2025 - 18:15 WIB

Trending di Berita Militer
Krisis Empati dan Kemanusiaan: Tragedi Timothy Anugrah di Universitas Udayana ungkap masih belum teredukasi dunia pendidikan
Krisis Empati dan Kemanusiaan: Tragedi Timothy Anugrah di Universitas Udayana ungkap masih belum teredukasi dunia pendidikan