WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
Jakarta, 6 Oktober 2025 — Dalam sebuah langkah diplomasi yang mencatatkan babak baru dalam sejarah bangsa, Presiden Prabowo Subianto berhasil meraih persetujuan Pemerintah Belanda untuk memulangkan sekitar 30.000 artefak, dokumen, dan benda bersejarah Indonesia yang selama ratusan tahun tersimpan di negeri Eropa.
Keputusan Emosional dan Simbolis
Benda-benda yang dikembalikan itu bukan sekadar artefak biasa, melainkan warisan budaya dan sejarah yang selama ini dianggap sebagai “pusaka bangsa” — saksi bisu perjuangan para leluhur melawan penindasan kolonial.
Dalam konferensi pers usai kedatangan di Tanah Air, Prabowo menyampaikan rasa terima kasih dan mengapresiasi itikad baik Belanda. “Di Belanda saya diterima dengan sangat baik oleh Raja, dan Belanda mengembalikan 30.000 item artefak yang mereka bawa dari Indonesia, dikembalikan ke kita,” ujarnya.
Menurutnya, pemulangan ini bukan hanya tentang benda fisik, tetapi tentang memulihkan harga diri bangsa — mengembalikan sesuatu yang tak ternilai dari sejarah yang pernah “dirampas.”
Pertemuan Bersejarah dengan Raja Belanda
Kesepakatan besar ini tercapai dalam kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Belanda. Ia diterima secara langsung oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag.
Menurut laporan resmi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyebut bahwa artefak yang dikembalikan berupa artefak Jawa, fosil, dan dokumen penting milik Indonesia. Proses pengembalian akan segera ditindaklanjuti oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Dampak Internasional dan Reaksi Publik
Langkah tegas Indonesia ini langsung menjadi sorotan media global dan memicu gelombang kekaguman di antara negara-negara bekas jajahan. Banyak yang melihat tindakan ini sebagai contoh bahwa bangsa yang selama ini “menuntut keadilan sejarah” tidak boleh patah semangat.
Di dalam negeri, media sosial membanjiri dengan pujian dan julukan untuk Prabowo sebagai “Presiden Pemulih Martabat Bangsa.” Beberapa netizen mengungkapkan bahwa belum pernah ada pemimpin di ASEAN yang berani menekan Belanda setegas ini.
Sementara itu, analis politik menilai bahwa keberhasilan pengembalian artefak ini memperkuat posisi diplomatik Indonesia dan menjadi simbol pengakuan internasional atas kedaulatan sejarah bangsa.
(Red)
Artikel ini masuk dalam: Berita Internasional, News, Berita Terkini Terbaru.