WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
📰 Tiga
Garut, 13 Oktober 2025 —Di tengah arus gaya hidup modern yang serba instan, tiga gadis remaja asal Kampung Cigentur RT 01 RW 04, Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, menunjukkan teladan yang menginspirasi. Mereka adalah Syifa (17) dan Pita (16), siswi SMA Negeri 12 Garut, serta Isna (16), siswi MAN 4 Garut.
Meski masih duduk di bangku sekolah menengah, ketiganya tidak malu berjualan makanan ringan keliling selepas pulang sekolah. Sejak awal September 2025, mereka mulai menekuni usaha kecil yang mereka rintis bersama. Jenis makanan yang dijual pun beragam — mulai dari keripik kanji, makaroni, pangsit, sistik, dimsum, batagor, cilok, donat, hingga ayam geprek. Tak ketinggalan minuman segar seperti es mojito, es lumut, dan es kuwut.
Harga jualnya sangat terjangkau, berkisar antara Rp3.000 hingga Rp5.000 per porsi. Mereka berkeliling di sekitar lingkungan tempat tinggalnya di Kampung Cigentur RW 04, sambil tetap menjaga waktu agar tidak mengganggu jam belajar. Sistem penjualannya sederhana: mereka mengambil stok makanan dari pemasok, menjualnya, lalu menyetor hasilnya. Keuntungan diperoleh dari selisih harga jual yang mereka atur sendiri.
Dalam sepekan, omset kotor usaha kecil mereka bisa mencapai Rp200.000 — angka yang cukup berarti bagi pelajar seusia mereka. Namun, bagi Syifa, Pita, dan Isna, nilai utama dari kegiatan ini bukan sekadar uang, melainkan belajar mandiri, berani berusaha, dan tidak gengsi bekerja keras.
Selain berjualan, ketiganya juga aktif di organisasi Karang Taruna Bakti Nusa, tempat mereka belajar kepemimpinan dan kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Semangat pantang menyerah mereka menjadi inspirasi bagi banyak remaja di Cisewu — bahwa menjadi muda bukan alasan untuk bermalas-malasan, tapi justru saat terbaik untuk berkarya.
“Yang penting halal dan bisa bantu orang tua, kami senang bisa belajar usaha kecil-kecilan,” ujar Syifa dengan senyum malu-malu saat ditemui di sela waktu jualannya.
Kisah tiga gadis muda ini menjadi contoh nyata bahwa kemandirian tidak harus menunggu dewasa. Dengan semangat, kerja keras, dan kejujuran, mereka berhasil menanamkan nilai penting: bahwa gengsi tidak akan pernah membawa kita pada kemandirian, tapi kerja nyata akan membuka masa depan yang lebih baik.
(Jajang ab)
Artikel ini masuk dalam: UMKM, News, Berita Terkini Terbaru, Informasi Seputar Garut.