WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
Diduga Pecahan Meteor Jatuh di Tegal, Batu Hitam Ditemukan Warga di Pekarangan Rumah
Batu Diduga Pecahan Meteor Ditemukan di Tegal, Muncul Setelah Fenomena Cahaya di Langit Utara Jawa
Tegal, Warta Bela Negara —Fenomena meteor yang sempat menerangi langit dari Cirebon hingga Tegal pada Minggu malam, 5 Oktober 2025, kini memasuki babak baru.
Tiga hari setelah kejadian, warga Desa Jatilaba, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, digegerkan dengan penemuan sebuah batu hitam pekat yang diduga kuat merupakan pecahan meteor atau meteorit.
Batu tersebut ditemukan di pekarangan rumah Wasroni (50), seorang warga setempat, dan kini menjadi perhatian publik serta ahli astronomi nasional.

Foto Detik – Tribun Banyumas
Ditemukan di Pekarangan Rumah Dekat Pemakaman
Rumah Wasroni yang bercat hijau dan berada di tengah permukiman sempit hanya dapat diakses dengan sepeda motor.
Lokasinya berhadapan dengan area pemakaman umum, sekitar 2 kilometer dari jalur Jatibarang–Margasari.
“Kemarin jatuh di pekarangan samping kiri rumah selepas Magrib. Ada lubang bekas jatuhnya meteor, diameternya sekitar 30 cm dan kedalamannya 15 cm,” ujar Wasroni, Rabu (8/10/2025).
Lubang di tanah yang diduga akibat hantaman batu tersebut masih utuh hingga kini, menarik banyak warga yang penasaran untuk melihat langsung.
“Kalau ada yang mau lihat, bisa saya letakkan lagi batunya seperti saat pertama ditemukan,” tambahnya.
Disaksikan Anak-Anak dan Warga Pemancing
Saksi pertama kejadian ini adalah Ibnu (11), bocah kelas 4 SDN Jatilaba 04, yang sedang bermain bersama teman-temannya tak jauh dari rumah Wasroni.
“Saya lihat seperti bola api jatuh dari langit, terus kena tanah di pekarangan rumah. Batu itu masih hangat waktu saya pegang,” tutur Ibnu.
Warga lain juga mengonfirmasi bahwa sesaat sebelum batu jatuh, terdengar suara dentuman keras sebanyak lima kali dari arah utara. Getarannya bahkan terasa hingga kaca rumah bergetar.
Fenomena ini sejalan dengan laporan pemancing di Sungai Pemali, Brebes, yang sebelumnya melihat cahaya bola api melintas dari barat ke timur sebelum menghilang di ufuk utara.
Ciri Batu Diduga Meteorit: Hitam, Padat, dan Berat
Wasroni, atau akrab disapa Wao, menunjukkan batu yang kini ia simpan dengan hati-hati di dalam rumah.
Batu itu berwarna hitam pekat, padat, sedikit berpori, dan berbentuk segitiga tidak beraturan, dengan berat sekitar 3 kilogram.
“Pas saya pegang pertama kali, tidak panas, cuma hangat. Saya simpan saja dulu di rumah. Bentuknya beda dari batu biasa,” kata Wasroni.
Menurut pengamat awal warga, permukaan batu tampak mengilap dan agak terbakar, ciri umum dari meteor yang telah melewati suhu ekstrem di atmosfer bumi.
Kades Jatilaba: Warga Masih Menyimpan Batu, Kami Akan Koordinasi dengan BRIN
Kepala Desa Jatilaba, Jumadi, membenarkan adanya laporan penemuan batu diduga meteor di wilayahnya.
“Informasi awal dari anak-anak yang melihat bola api jatuh ke pekarangan. Setelah jatuh, apinya padam tapi sempat berasap. Batu itu sekarang masih disimpan oleh Pak Wasroni,” jelas Jumadi, Rabu (8/10/2025).
Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada pihak dari BRIN atau BMKG yang datang langsung untuk mengambil sampel batu tersebut. Namun, pihak desa siap berkoordinasi bila pemilik mengizinkan.
“Kami menghormati warga yang menyimpan batu itu. Kalau beliau bersedia, nanti kami bantu hubungi pihak BRIN atau lembaga terkait untuk pemeriksaan ilmiah,” ujarnya.
BRIN: Perlu Analisis Mineralogi untuk Pastikan Meteorit
Menanggapi penemuan ini, peneliti astronomi BRIN, Prof. Thomas Djamaluddin, menyatakan bahwa temuan tersebut perlu dikonfirmasi melalui analisis laboratorium mineralogi dan isotopik.
“Secara ilmiah, batu yang diduga meteor harus diperiksa komposisi mineral dan kandungan logamnya. Ciri fisik seperti hangat, berwarna hitam, dan memiliki kerak leleh bisa mengindikasikan meteorit, tapi harus dibuktikan dengan uji laboratorium,” ujar Prof. Thomas melalui pernyataan tertulis di media sosialnya.
Ia menegaskan bahwa lokasi penemuan batu di Jatilaba, Tegal, masih masuk dalam lintasan yang sama dengan arah jatuhnya meteor di Laut Jawa yang sebelumnya terpantau pada 5 Oktober malam.
Keterkaitan dengan Citra Satelit NASA Worldview
Citra satelit NASA Worldview menunjukkan adanya anomali cahaya di perairan utara Tegal pada 6 Oktober 2025 — sehari setelah peristiwa meteor melintas.
Jika dikaitkan dengan temuan batu di Jatilaba, hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari pesisir utara Laut Jawa, maka kemungkinan bahwa batu ini merupakan fragmen kecil dari meteor yang terbakar sebagian menjadi semakin kuat.
Warga Anggap Batu Meteor Sebagai Berkah
Sementara itu, Wasroni mengaku masih menyimpan batu tersebut sebagai “benda misterius” dan belum memutuskan apakah akan menjualnya atau menyerahkan untuk penelitian.
“Kalau ada yang mau beli mahal ya silakan, tapi kalau bisa diteliti dulu biar tahu ini apa sebenarnya. Siapa tahu memang rezeki,” ujarnya sambil tersenyum.
Beberapa warga bahkan percaya bahwa batu tersebut membawa keberuntungan, meski pihak desa mengimbau agar tidak menarik kesimpulan tanpa bukti ilmiah.
Kesimpulan Penemuan Baru Batu Hitam Diduga Pecahan Meteor
Penemuan batu hitam di Desa Jatilaba, Margasari, Tegal memperkuat dugaan jatuhnya meteor besar di wilayah Laut Jawa bagian utara.
Fenomena ini kini menjadi perhatian nasional, dan para ahli berharap BRIN dapat segera melakukan pemeriksaan resmi terhadap batu tersebut untuk memastikan asal-usulnya.
Apabila terbukti meteorit, peristiwa ini akan menjadi salah satu penemuan batu meteor paling signifikan di Indonesia dalam dekade terakhir, memperkaya catatan ilmiah tentang aktivitas benda langit di atas Nusantara.(FAAL)
Sumber : Nasa WorldvViews , Detik , Tribun Banyumas
Meteor Jatuh di Laut Jawa, Cahaya Misterius Terlihat di Brebes hingga Tegal
Cahaya Misterius di Laut Jawa, Citra Satelit NASA Picu Dugaan Jejak Meteor
Artikel ini masuk dalam: Berita, Berita Utama, News, Tegal, Berita Trending Hari Ini, Berita Hari Ini Terkini, Berita Terkini Terbaru.