Gempa Pangandaran berkekuatan M 4,6 mengguncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (21/6/2025) pukul 12.53 WIB. Getaran terasa jelas di kawasan wisata dan sejumlah kota tetangga, namun tidak menimbulkan kerusakan. CIBINONG – ex‑pose.net melaporkan,
Gempa Pangandaran Menurut BMKG Kronologi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan episenter gempa berada di koordinat 8,24° LS dan 108,27° BT, sekitar 64 km barat daya Pangandaran, dengan kedalaman 24 km. Analisis terkini BMKG menetapkan magnitudo akhir M 4,4, tergolong gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif bawah laut. Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, menegaskan, “Gempa Pangandaran kali ini bersumber di laut, sehingga energi merambat cepat ke daratan namun tidak cukup kuat menimbulkan kerusakan.”
Kesaksian Warga: Jendela Bergetar hingga Kursi Bergoyang
Getaran gempa Pangandaran langsung dirasakan wisatawan dan penduduk lokal. Yusep (50), warga Tasikmalaya yang berlibur di Pantai Timur, menceritakan, “Kaca jendela bergetar, air galon bergoyang. Lini‑lini géng!” Abah Rohman (60) asal Garut yang duduk di kafe pantai juga merasakan kursinya bergetar. Sementara Taufik (40) di Padaherang mengaku tidak merasakan getaran sama sekali. Intensitas gempa tercatat II–III MMI di Sukasenang, Sindangkasih, Ciamis, Caringin, Pamengpeuk, Cisompet, Pasirwangi, dan pusat Kota Garut.
Gempa Pangandaran Analisis Dampak dan Potensi Susulan
Menurut BMKG, getaran skala III MMI membuat benda gantung bergoyang dan terasa seperti truk besar melintas. Hingga pukul 13.13 WIB, monitoring tidak menunjukkan gempa susulan. “Belum ada laporan kerusakan bangunan,” tegas Hartanto, seraya meminta masyarakat mengikuti informasi resmi agar terhindar dari hoaks.
Imbauan Resmi bagi Warga Pesisir
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang, memeriksa kondisi bangunan, dan menghindari tebing rapuh di pesisir selatan Jawa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran juga menyiagakan tim reaksi cepat untuk memantau dampak lanjutan gempa Pangandaran dan memastikan jalur evakuasi pantai siap digunakan bila diperlukan.
Aktivitas wisata di Pantai Barat dan Pantai Timur sempat terhenti beberapa menit, tetapi kembali normal setelah petugas memberi penjelasan. Hotel‑hotel di kawasan Bulak Laut dan Batu Hiu melaporkan tamu tetap bertahan, sementara arus lalu lintas ke Pangandaran dari Tasikmalaya dan Banjar tidak terganggu.
Gempa Pangandaran kali ini menjadi pengingat rutin akan aktivitas seismik di pesisir selatan Jawa. BMKG menegaskan pentingnya simulasi evakuasi dan kesiapsiagaan warga setempat demi meminimalkan risiko saat gempa serupa terjadi di masa depan.(*)
Editor: Aninggel
Gempa Sukabumi Juga Di Rasakan Warga Kabupaten Bogor
Dua Warga Bogor Hilang Kontak Dalam Perjalanan Menuju Cianjur