WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
Fenomena Meteor Jatuh di Laut Jawa, BRIN dan BMKG: Titik Terang Terlihat di Utara Tegal
Tegal —Fenomena langit berupa cahaya terang yang melintas cepat dan disertai dentuman keras pada Minggu malam, 5 Oktober 2025, kini diyakini sebagai peristiwa jatuhnya batu meteor di Laut Jawa, tepatnya di perairan utara Kota Tegal, Jawa Tengah.
Analisis terbaru menunjukkan perbedaan citra satelit NASA Worldview antara tanggal 5 dan 6 Oktober 2025, di mana titik terang muncul di sekitar Pantai Purwahamba Indah, Pantai Alam Indah, Pantai Larangan, hingga area Pemancingan Megalodon, Tegal. Citra pada tanggal 5 Oktober tidak memperlihatkan kilatan cahaya tersebut, namun keesokan harinya — 6 Oktober 2025 — muncul anomali reflektansi cahaya di koordinat yang sama. Pada tanggal 7 dan 8 Oktober, titik terang itu kembali hilang.
Analisis BRIN: Meteor Jatuh di Laut Jawa
Ahli astronomi dan peneliti senior BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Prof. Thomas Djamaluddin, melalui unggahan di media sosialnya menjelaskan bahwa fenomena tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh batu meteor yang memasuki atmosfer bumi dan terbakar sebelum jatuh ke laut.
“Berdasarkan laporan masyarakat dan pantauan satelit, cahaya terang di langit utara Jawa itu sangat konsisten dengan karakteristik meteor besar atau bolide. Jika lintasan visualnya dari Cirebon ke arah Tegal, maka titik jatuhnya kemungkinan di Laut Jawa,” tulis Prof. Thomas di akun Instagram resminya.
Thomas juga menambahkan bahwa suara dentuman keras yang terdengar di sejumlah wilayah di pesisir utara Jawa merupakan hasil gelombang kejut akibat meteor yang memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi.
BMKG: Tidak Ada Aktivitas Petir di Waktu yang Sama
Lembaga Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut mengonfirmasi bahwa pada waktu kejadian — sekitar pukul 18.30 hingga 18.40 WIB — tidak terdapat aktivitas petir atau cuaca ekstrem di wilayah pesisir Cirebon, Brebes, maupun Tegal.
“Data petir dan radar cuaca menunjukkan kondisi relatif stabil. Tidak ada aktivitas petir di wilayah tersebut pada jam yang sama, sehingga fenomena cahaya terang yang disertai dentuman tidak berasal dari badai petir,” jelas pejabat BMKG dalam keterangan resminya.
Saksi Pemancing di Brebes: Langit Terang Seperti Siang
Fenomena ini juga disaksikan langsung oleh warga di beberapa wilayah pesisir, terutama pemancing di Sungai Pemali, Brebes, yang menyaksikan bola api melintas cepat di langit dilansir dari beberapa media.
“Sekitar jam 18.35 WIB, langit tiba-tiba terang banget. Ada bola api besar lewat di atas sungai, cahayanya sampai menerangi permukaan air,” ujar Dodi (29), warga Brebes yang saat itu sedang memancing bersama rekannya.
Menurut Dodi, bola api tersebut terlihat seperti akan jatuh tak jauh dari lokasi mereka. Setelah itu terdengar suara mirip guntur, namun tanpa hujan. Ia dan teman-temannya sempat panik dan segera meninggalkan tempat tersebut.
Pakar Astronomi: Lintasan 70 Kilometer, Berakhir di Utara Tegal
Ahli astronomi dan Ketua Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen, Marufin Sudibyo, juga memberikan analisis mendalam terkait lintasan meteor tersebut.
“Berdasarkan observasi masyarakat dan arah cahaya, lintasannya diperkirakan sepanjang 70 kilometer, mulai dari atas Cirebon, melintasi Brebes, dan berakhir di Laut Jawa utara Kota Tegal,” jelas Marufin kepada media, Selasa (7/10/2025).
Ia menegaskan bahwa fenomena ini bukan sampah antariksa karena tidak ada objek buatan manusia yang terpantau melintas di wilayah tersebut pada waktu yang sama.
“Dari data base satelit dan debris antariksa, tidak ada benda buatan yang jatuh di atas Cirebon pada jam itu. Jadi kemungkinan besar memang meteor alami,” ujarnya.
Bukti Citra Satelit NASA Worldview
Pengamatan citra satelit dari NASA Worldview (Terra/MODIS) memperkuat kesimpulan tersebut.
-
Tanggal 5 Oktober 2025: Tidak tampak titik terang di utara Tegal.
-
Tanggal 6 Oktober 2025: Muncul kilatan cahaya di perairan sekitar Pantai Purwahamba Indah dan Pantai Alam Indah.
-
Tanggal 7–8 Oktober 2025: Cahaya menghilang, menunjukkan fenomena tersebut bersifat sesaat dan tidak berulang.
Cahaya ini kemungkinan adalah kemungkinan hasil pembakaran atmosferik dari meteor besar yang memantulkan sinar matahari di lapisan awan tinggi atau permukaan laut.
Foto Satelit Link NASA Wordview
Fenomena Meteor Langka Tapi Aman
Baik BRIN maupun BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak menimbulkan bahaya langsung bagi masyarakat. Batu meteor umumnya habis terbakar di atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi. Namun, sisa-sisa kecil bisa saja jatuh ke laut tanpa menimbulkan dampak signifikan.
“Fenomena seperti ini menarik secara ilmiah dan penting untuk terus dipantau. Kita harap masyarakat melapor bila menemukan benda mencurigakan di sekitar pesisir,” kata Prof. Thomas.
Kesimpulan Perlu di Investigasi Secara Ilmiah
Dari hasil analisis citra satelit NASA, kesaksian warga, dan keterangan ahli, dapat disimpulkan sementara bahwa fenomena cahaya terang pada 5 Oktober 2025 sangat kuat mengindikasikan dugaan apakah jatuhnya batu meteor di Laut Jawa, sekitar perairan utara Tegal – Brebes.
Fenomena ini sekaligus menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara pengamatan masyarakat, data ilmiah BRIN dan BMKG, serta sistem satelit internasional seperti NASA Worldview dalam memahami peristiwa langit yang jarang terjadi.(Faal)
Sumber : Kompilasi Berita dan Investigasi
Cahaya Misterius di Laut Jawa, Citra Satelit NASA Picu Dugaan Jejak Meteor
Meteor Jatuh di Laut Jawa, Cirebon Diguncang Dentuman Keras
Artikel ini masuk dalam: Berita, Berita Utama, NASA Worldview, News, Pantai Alam Indah, Pantai Larangan, Pantai Purwahamba Indah, Tegal, Peristiwa, Berita Terkini Terbaru.