WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
Bogor, 15 September 2025 — Legenda Surya Kencana menempatkan tokoh ini sebagai karuhun Sunda yang moksa dan bersemayam di Gunung Gede, sekaligus dipercaya meninggalkan garis keturunan yang berlanjut di Cianjur, Sumedang Larang, Sukapura, hingga Priangan Timur.
Kelahiran Mistis Surya Kencana
Dalam tradisi lisan Sunda, Surya Kencana dikisahkan sebagai sosok dengan asal-usul mistis. Ia disebut sebagai putra Aria Wiratanu Datar, pendiri Cianjur, dengan seorang perempuan bangsa jin bernama Indang Sekesih. Dari kisah ini lahir keyakinan bahwa Surya Kencana bukan sepenuhnya manusia, melainkan keturunan hibrida manusia-jin yang memiliki kekuatan gaib.
Kisah kelahirannya yang luar biasa membuatnya dihormati sebagai sosok istimewa sejak kecil. Seiring waktu, ia diyakini mewarisi kharisma kepemimpinan sekaligus kemampuan spiritual untuk melindungi tanah Sunda.

Surya Kencana Moksa dan Keraton Gaib di Gunung Gede
Berbeda dengan tokoh sejarah yang wafat sebagaimana manusia biasa, legenda menyebutkan bahwa Surya Kencana mengalami moksa. Ia lenyap dari alam dunia dan memasuki alam gaib. Gunung Gede kemudian dipercaya sebagai tempat keraton gaibnya. Hingga kini, nama Alun-alun Suryakencana di kawasan Gunung Gede-Pangrango menjadi simbol keberadaan mistisnya.
Banyak pendaki dan masyarakat setempat percaya bahwa tempat ini dijaga oleh pasukan gaib Surya Kencana. Bahkan, sebagian tradisi lisan menyebut bahwa ia masih “memerintah” di alam gaib, menjaga keseimbangan spiritual di Tatar Sunda.
Petilasan dan Penghormatan Masyarakat
Selain di Gunung Gede, kisah Surya Kencana juga melekat pada sejumlah lokasi di Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Ada yang menyebut keberadaan petilasan atau tempat meditasi yang terkait dengannya. Kehadiran petilasan ini menjadi ruang spiritual bagi masyarakat untuk melakukan ziarah, berdoa, atau mencari berkah.
Kisah tentang Surya Kencana tidak hanya hidup dalam budaya Sunda, tetapi juga mendapat penghormatan di komunitas Tionghoa di Jawa Barat. Sejumlah kelenteng memiliki altar penghormatan terhadap sosok ini, menunjukkan adanya akulturasi budaya dan keyakinan lintas etnis.
Trah Keturunan Surya Kencana
Keterkaitan dengan Cianjur
Surya Kencana kerap dihubungkan dengan sejarah Cianjur karena ayahnya adalah Aria Wiratanu Datar. Trah keturunannya dipercaya tersebar melalui bangsawan lokal di wilayah ini. Sebagian masyarakat menyebut bahwa garis darahnya masih terjaga dalam keluarga tertentu yang menjaga pusaka peninggalannya.
Hubungan dengan Sumedang Larang
Versi lain legenda menyebutkan bahwa sebagian trah Surya Kencana menyatu dengan garis keturunan Prabu Geusan Ulun dari Sumedang Larang. Hal ini menandakan adanya kesinambungan trah Pajajaran yang runtuh ke dalam kerajaan-kerajaan kecil di Priangan. Sumedang Larang pun kerap dianggap sebagai penerus sah warisan Sunda.
Keturunan di Sukapura dan Priangan Timur
Legenda rakyat juga mengaitkan Surya Kencana dengan bangsawan di wilayah Sukapura (Tasikmalaya) dan Priangan Timur. Banyak bangsawan Sunda yang mengklaim garis keturunan dari dirinya, menjadikan Surya Kencana simbol ikatan genealogis yang menguatkan kedudukan sosial dan politik di masa lalu.
Pusaka dan Simbol Legitimasi
Keturunan Surya Kencana diyakini mewarisi sejumlah pusaka keramat. Benda-benda seperti keris, tombak, hingga jubah dipercaya sebagai peninggalannya. Pusaka ini bukan hanya simbol spiritual, tetapi juga sumber legitimasi politik di kalangan bangsawan Sunda. Hingga kini, beberapa keluarga bangsawan masih menjaga pusaka ini sebagai warisan berharga.
Nilai Budaya dan Spiritual
Legenda Surya Kencana mengandung pesan kultural yang dalam. Ia dipandang sebagai simbol karuhun Sunda yang menjaga tatanan spiritual, sekaligus pengingat akan kejayaan Pajajaran yang pernah ada. Kisah keturunannya menegaskan pentingnya garis genealogis dalam budaya Sunda, di mana identitas keluarga sering dikaitkan dengan leluhur agung.
Keberadaan kisah ini juga memperlihatkan betapa masyarakat Sunda menjadikan legenda sebagai alat untuk mempertahankan identitas budaya. Dengan menjaga cerita tentang Surya Kencana, mereka merawat memori kolektif tentang asal-usul dan ikatan spiritual dengan tanah leluhur.
Relevansi di Masa Kini
Hingga saat ini, legenda Surya Kencana masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Pendaki yang menapaki Alun-alun Suryakencana kerap mendengar larangan dan pantangan adat, misalnya tidak boleh berbicara kasar atau bersikap sombong. Hal ini dianggap bentuk penghormatan terhadap sang karuhun.
Sementara itu, masyarakat adat di Cianjur, Sukabumi, hingga Sumedang masih menjadikan kisah trah Surya Kencana sebagai bagian dari narasi sejarah keluarga. Tradisi ini terus diwariskan melalui cerita lisan, upacara adat, dan penelitian akademik.
Kesimpulan
Legenda Surya Kencana memperlihatkan bagaimana sosok ini dihormati sebagai karuhun Sunda yang moksa dan bersemayam di Gunung Gede, sekaligus dipercaya meninggalkan garis keturunan di Cianjur, Sumedang Larang, Sukapura, dan Priangan. Ia bukan sekadar tokoh mitos, tetapi juga simbol identitas, spiritualitas, dan kebanggaan masyarakat Sunda. Kisahnya yang hidup hingga kini menjadi warisan budaya yang memperkaya sejarah dan memperkuat jati diri Sunda di tengah modernitas.
Sejarah Surya Kencana: Raja Terakhir Pajajaran dan Legenda Gunung Gede
Penulis: Redaksi
Editor: Tim SEO Warta Bela Negara
Sumber Berita:
Wikipedia — Suryakancana,
Sumedang Larang,
Gunung Gede
Sejarah Kabupaten Bogor: Dari Kerajaan Pajajaran hingga Cibinong
Daftar Bupati Bogor dari Masa ke Masa, Sejarah dan Periode