WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
POSO, 17 AGUSTUS 2025 — Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (17/8) pukul 05.38 WIB. Guncangan kuat yang berpusat di darat ini sempat memicu tsunami minor 4 cm dan menyebabkan puluhan korban luka serta kerusakan bangunan.
Kronologi Gempa Poso
Gempa terjadi di tengah persiapan warga mengikuti upacara HUT ke-80 RI. BMKG mencatat pusat gempa berada di sekitar 5 km barat daya Poso, dengan kedalaman 10 km. Laporan awal menyebut kekuatan magnitudo 6,0, namun analisis lanjutan mengoreksi menjadi M 5,8.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempa dipicu aktivitas sesar naik Tokoharu.
“Hasil monitoring Tsunami Gauge menunjukkan bahwa Gempa Poso M5,8 pagi ini memicu tsunami minor 4,8 cm, tetapi BMKG menyatakan tsunami bila ketinggian mencapai 25 cm,” ujarnya melalui akun X.

Meski ada tsunami minor, BMKG menegaskan tidak ada potensi tsunami signifikan yang membahayakan warga.
Rentetan Gempa Susulan
BMKG melaporkan setidaknya 10 kali gempa susulan, sementara catatan di lapangan menyebut hingga 25 kali getaran lanjutan dengan magnitudo kecil.
“Gempa pagi ini di Poso dipicu aktivitas sesar naik Tokoharu. Ada 10 aktivitas gempa susulan yang lebih kecil sebanyak 25 kali,” jelas Daryono.
Dampak dan Korban
Korban Luka-Luka
BNPB menyebut gempa mengakibatkan 29 orang luka-luka, dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyampaikan:
“Setidaknya 29 orang mengalami luka-luka tertimpa reruntuhan rumah ibadah karena gempa di Poso. Selain itu, 1 unit fasilitas ibadah yakni Gereja Jemaat Elim di Desa Masani dilaporkan mengalami kerusakan. Pendataan terhadap jumlah pengungsi masih terus dilakukan.”
Kerusakan Fasilitas
Gempa menyebabkan Gereja Jemaat Elim di Desa Masani roboh, membuat sejumlah jemaat terluka. Selain itu, sejumlah rumah warga, sekolah, dan fasilitas umum lainnya dilaporkan mengalami kerusakan.
Poso, Kawasan Rawan Gempa
Direktur BMKG, Daryono, menekankan bahwa Poso termasuk kawasan aktif gempa.
“Poso pernah mengalami gempa merusak sebelumnya, yaitu pada 29 Mei 2017 sebesar magnitudo 6,6–6,8 dan 24–26 Juli 2025 dengan magnitudo 5,7. Peta seismisitas Sulawesi Utara dan sekitarnya, tampak Poso merupakan kawasan aktif gempa,” ungkapnya.
Gempa besar di masa lalu mencatat korban dan pengungsian signifikan. Pada Mei 2017, 5 orang luka berat, 16 luka ringan, dan 170 orang mengungsi. Sedangkan pada Juli 2025, 4 orang luka ringan dan 2.011 warga terpaksa mengungsi.
Tanggap Darurat dan Reaksi Publik
Guncangan kuat yang berlangsung sekitar 15 detik membuat warga Poso, Tentena, hingga sebagian Palu panik dan berhamburan keluar rumah. Banyak yang memilih bertahan di luar karena khawatir dengan gempa susulan.
Tim gabungan dari pemerintah daerah, TNI-Polri, BNPB, dan relawan segera melakukan pendataan, evakuasi, serta penanganan medis darurat. Tenda pengungsian disiapkan di beberapa titik untuk warga terdampak.
Di media sosial sempat beredar kabar simpang siur mengenai potensi tsunami besar. Namun BMKG dengan tegas meluruskan informasi bahwa gempa ini hanya memicu tsunami minor dan tidak membahayakan.
Gempa Poso magnitudo 6,0 pada 17 Agustus 2025 menjadi bukti nyata kerentanan Sulawesi Tengah terhadap aktivitas seismik. Meskipun tsunami yang terjadi hanya minor, kerusakan bangunan dan korban luka mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur tahan gempa.
Pemerintah menegaskan langkah mitigasi bencana harus diperkuat, terutama di daerah rawan, agar setiap guncangan tidak lagi menimbulkan korban besar dan kerugian yang luas.
Penulis: Redaksi
Editor: Tim Wartabelanegara
Sumber Berita: BMKG, BNPB