Menu

Mode Gelap
Persib Bandung Resmi Umumkan Pemain Baru, Siapa Saja ? 13 Perusahaan Tambang Dapat Hak Istimewa di Raja Ampat oleh Pemerintah Longsor Tambang Batu Alam di Gunung Kuda Cirebon, 4 Tewas dan Puluhan Pekerja Tertimbun Garut Berduka: Ledakan Amunisi di Pantai Cibalong Tewaskan 11 Orang Arus Balik Lebaran 2025 Dimulai, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Breaking News:  Hari Raya Idul Fitri 1446 H Jatuh pada Tanggal 31 Maret 2025

Suara Pembaca

Nasib Bumdes Di Era KMP:”Tantangan dan Peluang”Oleh :Aep Saepullah Mubarok

Abah Rohmanbadge-check


					Nasib Bumdes Di Era KMP:”Tantangan dan Peluang”Oleh :Aep Saepullah Mubarok Perbesar

WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif :  Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.

Oleh: Aep Saepullah Mubarok

Garut 23 September 2025-Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) lahir dari Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Sejak itu, ribuan desa mendirikan BUMDes dengan berbagai usaha: dari perdagangan, pertanian, wisata, hingga energi terbarukan. Kehadiran BUMDes bukan hanya soal bisnis, melainkan simbol kemandirian desa dan harapan baru bagi kesejahteraan warganya.

Kini, pemerintah pusat memperkenalkan Koperasi Merah Putih (KMP), sebuah wadah ekonomi rakyat berbasis koperasi multi pihak. Berbeda dengan koperasi konvensional, KMP menghimpun beragam anggota: individu, UMKM, koperasi kecil, komunitas, bahkan BUMDes. Tujuan besarnya adalah menciptakan skala ekonomi nasional yang mampu bersaing di tengah pasar global.

Lalu, bagaimana posisi BUMDes di tengah lahirnya KMP? Pertanyaan ini wajar, sebab ada kekhawatiran BUMDes akan tersisih. Padahal, peluang besar justru terbuka. Melalui KMP, produk desa seperti beras, kopi, ikan, atau kerajinan punya jalur distribusi yang lebih luas. Tidak lagi terbatas di pasar lokal atau tergantung tengkulak, melainkan masuk ke jaringan nasional yang lebih terorganisasi. Selain itu, akses pembiayaan dan pendampingan juga lebih mudah dijangkau.

Meski begitu, tantangan tidak kecil. Kapasitas pengelolaan BUMDes masih timpang: ada yang sudah profesional, namun banyak pula yang lemah dalam manajemen. Jika tidak hati-hati, BUMDes bisa sekadar menjadi pelengkap dari koperasi besar. Risiko tumpang tindih dengan lembaga ekonomi lokal lain juga harus diantisipasi, agar identitas BUMDes tetap terjaga.

Masa depan BUMDes di era KMP sejatinya bergantung pada sinergi. KMP jangan dipandang sebagai pesaing, melainkan mitra strategis. BUMDes tetap menjadi akar ekonomi desa, sementara KMP menjadi jembatan ke pasar yang lebih luas. Dengan begitu, keduanya bisa saling menguatkan. Kuncinya jelas: sinergi, bukan kompetisi.

Tentang Penulis
Aep Saepullah Mubarok adalah pegiat dan penggerak koperasi nasional sejak 2004. Ia aktif sebagai konsultan koperasi dengan fokus pada tata kelola dan modernisasi. Selain menjabat Sekretaris Jenderal AP3N, ia juga mendirikan sejumlah koperasi di Jawa Barat maupun nasional, serta memimpin ASA (Asosiasi Sinergi Akselerasi) yang mendorong transformasi koperasi dan UMKM di Indonesia.

(Jajang ab)

WBN-Fingerprint: wartabelanegara.com-2025
Artikel ini diterbitkan pertama kali di wartabelanegara.com

Baca Lainnya

Gunung Semeru Erupsi Lagi, Status Waspada dan Aktivitas Meningkat

22 September 2025 - 20:43 WIB

Gunung Semeru erupsi

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Dahsyat, Status Awas Warga Diminta Waspada

22 September 2025 - 20:23 WIB

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi

Anggota DPRD Gorontalo Wahyu Moridu : Rampok Uang Negara

19 September 2025 - 17:22 WIB

Bupati Bogor Dukung Energi Panas Bumi di Forum IIGCE 2025

17 September 2025 - 18:43 WIB

Bupati Bogor Dukung Energi Panas Bumi di Forum IIGCE 2025

Bupati Bogor Beri Hadiah Umroh untuk Tokoh Pendidikan dan Sosial

15 September 2025 - 21:36 WIB

Bupati Bogor Beri Hadiah Umroh untuk Tokoh Pendidikan dan Sosial
Trending di Berita