Menu

Mode Gelap
Persib Bandung Resmi Umumkan Pemain Baru, Siapa Saja ? 13 Perusahaan Tambang Dapat Hak Istimewa di Raja Ampat oleh Pemerintah Longsor Tambang Batu Alam di Gunung Kuda Cirebon, 4 Tewas dan Puluhan Pekerja Tertimbun Garut Berduka: Ledakan Amunisi di Pantai Cibalong Tewaskan 11 Orang Arus Balik Lebaran 2025 Dimulai, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Breaking News:  Hari Raya Idul Fitri 1446 H Jatuh pada Tanggal 31 Maret 2025

Berita Daerah

Sejarah Surya Kencana: Raja Terakhir Pajajaran dan Legenda Trah Sunda

badge-check


					Sejarah Surya Kencana: Raja Terakhir Pajajaran dan Legenda Trah Sunda Perbesar

WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif :  Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.

Bogor, 15 September 2025 — Sejarah Surya Kencana menyingkap dua sisi: sosok Prabu Raga Mulya sebagai raja terakhir Kerajaan Pajajaran yang runtuh pada 1579, sekaligus figur legendaris rakyat Sunda yang dipercaya masih bersemayam secara gaib di Gunung Gede dan meninggalkan trah keturunan di Cianjur.

Latar Belakang Kejayaan Pajajaran

Kerajaan Sunda atau Pajajaran berpusat di Pakuan (Bogor) dan mencapai puncak kejayaan di bawah Prabu Siliwangi pada abad ke-15. Pajajaran menjadi simbol kekuatan politik, budaya, dan perdagangan di Tatar Sunda. Namun, memasuki abad ke-16, munculnya Kesultanan Banten dan Cirebon membuat kedudukan Pajajaran semakin terdesak. Ketegangan politik, masuknya pengaruh Islam, serta melemahnya benteng pertahanan menjadi faktor utama keruntuhan kerajaan ini.

Versi Sejarah: Surya Kencana sebagai Raja Terakhir

Prabu Raga Mulya dalam naskah klasik

Sejarah mencatat bahwa raja terakhir Pajajaran adalah Prabu Raga Mulya, dikenal juga dengan nama Prabu Surya Kencana atau Pucuk Umun Pulasari. Nama ini muncul dalam Carita Parahyangan dan Naskah Wangsakerta yang menggambarkan silsilah raja-raja Sunda. Ia naik takhta sekitar 1567 M setelah wafatnya raja sebelumnya, Prabu Nilakendra.

Runtuhnya Pakuan pada 1579

Pada 1579, pasukan Kesultanan Banten yang dipimpin Maulana Yusuf menyerang Pakuan. Penyerangan ini menandai tahun berakhirnya Pajajaran. Pertahanan yang lemah akibat konflik internal dan melemahnya loyalitas bangsawan membuat Pakuan jatuh. Takhta kerajaan (palangka sriman srimacana) dipindahkan ke Banten sebagai simbol berakhirnya kekuasaan Sunda.

Gelarnya sebagai Panembahan Pucuk Umun

Setelah jatuhnya Pakuan, Prabu Raga Mulya tidak banyak disebut dalam catatan sejarah. Sebagian versi menyebutkan ia moksa, sebagian lain mengatakan ia melanjutkan hidup sebagai pertapa dengan gelar Panembahan Pucuk Umun di Gunung Pulasari. Inilah yang kemudian melahirkan kisah mistis seputar dirinya.

Versi Legenda Rakyat: Surya Kencana sebagai Karuhun Sunda

Kelahiran mistis dan garis keturunan

Legenda Sunda menyebutkan bahwa Surya Kencana adalah putra Aria Wiratanu Datar, pendiri Cianjur, dengan seorang perempuan dari bangsa jin bernama Indang Sekesih. Dari sinilah ia diyakini memiliki kekuatan gaib. Versi lain mengaitkannya langsung dengan garis keturunan Prabu Siliwangi, sehingga Surya Kencana dianggap sebagai penerus trah Pajajaran.

Moksa dan keraton gaib di Gunung Gede

Menurut cerita rakyat, Surya Kencana tidak meninggal sebagaimana manusia biasa, melainkan moksa — lenyap ke alam gaib. Gunung Gede dipercaya menjadi tempat ia bersemayam bersama bala tentaranya. Hingga kini, kawasan Alun-alun Suryakencana di Gunung Gede dikenal sebagai keraton gaib tempat karuhun ini menjaga Tatar Sunda.

Petilasan dan penghormatan masyarakat

Selain di Gunung Gede, masyarakat Sunda menyebut adanya petilasan Surya Kencana di Gunung Bunder, Cianjur, dan Sukabumi. Kisah tentang dirinya masih dilestarikan lewat upacara adat, mitos, dan tradisi ziarah. Bahkan sebagian masyarakat Tionghoa di Jawa Barat juga menghormatinya di beberapa kelenteng, menunjukkan akulturasi budaya.

Trah Keturunan Surya Kencana

Hubungan dengan Sumedang Larang

Dalam tradisi lisan Sunda, Surya Kencana dikaitkan dengan Prabu Geusan Ulun dari Sumedang Larang. Ada versi yang menyebutkan bahwa sebagian garis keturunan Pajajaran berpindah ke Sumedang setelah keruntuhan Pakuan. Hal ini membuat Surya Kencana sering dianggap leluhur bersama trah Sumedang Larang yang masih berlanjut hingga kini.

Keterkaitan dengan Sukapura dan Priangan

Keturunan Surya Kencana juga dikaitkan dengan wilayah Sukapura (Tasikmalaya) dan Priangan Timur. Banyak bangsawan Sunda mengklaim garis keturunan darinya, menjadikan Surya Kencana sebagai simbol ikatan genealogis di kalangan bangsawan Priangan.

Pusaka dan legitimasi kekuasaan lokal

Trah Surya Kencana diyakini mewarisi sejumlah pusaka Pajajaran. Pusaka ini tidak hanya berfungsi sebagai benda keramat, tetapi juga sebagai simbol legitimasi politik bagi bangsawan lokal di Jawa Barat. Beberapa di antaranya dikaitkan dengan keris, tombak, dan jubah pusaka.

Menyatukan Fakta Sejarah dan Legenda

Sejarah tertulis vs cerita lisan

Perbedaan antara versi sejarah dan legenda lahir dari sumber yang berbeda. Catatan tertulis seperti prasasti, naskah Wangsakerta, dan Carita Parahyangan menyajikan data kronologis, sementara legenda rakyat diwariskan secara lisan dan kerap bercampur dengan mitos. Keduanya sama-sama penting: yang satu menekankan fakta, yang lain menjaga memori kolektif masyarakat.

Nilai budaya dan spiritual

Bagi masyarakat Sunda, Surya Kencana bukan hanya tokoh sejarah, tetapi juga simbol spiritual. Kisah tentang dirinya menjadi pengingat atas kejayaan Pajajaran sekaligus peringatan tentang keruntuhan akibat perpecahan. Legenda tentang keberadaannya di Gunung Gede memperkuat identitas kultural dan spiritual masyarakat Jawa Barat.

Relevansi di Masa Kini

Kisah Surya Kencana tetap hidup hingga sekarang. Pendaki Gunung Gede mengenal padang rumput Alun-alun Suryakencana sebagai lokasi ikonik. Bagi sebagian masyarakat Sunda, ia tetap dihormati sebagai karuhun. Tradisi ziarah, cerita rakyat, hingga penelitian akademik menunjukkan bahwa sosok ini memiliki relevansi lintas generasi: sebagai raja terakhir Pajajaran dalam sejarah, dan sebagai penjaga gaib Tatar Sunda dalam legenda.

Kesimpulan

Sejarah Surya Kencana menyingkap dua sisi: fakta sejarah mencatatnya sebagai Prabu Raga Mulya, raja terakhir Pajajaran yang kerajaannya runtuh akibat serangan Banten pada 1579. Namun, legenda rakyat mengisahkannya sebagai figur mistis yang moksa dan bersemayam di Gunung Gede, meninggalkan trah keturunan yang menyebar ke Sumedang, Sukapura, dan Priangan. Keduanya memperlihatkan bahwa Surya Kencana adalah simbol penting dalam sejarah sekaligus budaya Sunda.


Penulis: Divita

Editor: Tim Redaksi Warta Bela Negara

Sumber Berita:
Wikipedia — Kerajaan Sunda,
Carita Parahyangan,
Naskah Wangsakerta,
Sumedang Larang

Sejarah Surya Kencana: Raja Terakhir Pajajaran dan Legenda Gunung Gede

Daftar Bupati Bogor dari Masa ke Masa, Sejarah dan Periode

Legenda Surya Kencana: Karuhun Sunda dan Trah Keturunannya

Sejarah Kabupaten Bogor: Dari Kerajaan Pajajaran hingga Cibinong

WBN-Fingerprint: wartabelanegara.com-2025
Artikel ini diterbitkan pertama kali di wartabelanegara.com

Baca Lainnya

Legenda Surya Kencana: Karuhun Sunda dan Trah Keturunannya

15 September 2025 - 08:54 WIB

Legenda Surya Kencana: Karuhun Sunda dan Trah Keturunannya

Sejarah Surya Kencana: Raja Terakhir Pajajaran dan Legenda Gunung Gede

15 September 2025 - 08:40 WIB

Sejarah Surya Kencana: Raja Terakhir Pajajaran dan Legenda Gunung Gede

PPPK Paruh Waktu: Skema Baru Rekrutmen ASN Fleksibel Resmi Diperkenalkan

14 September 2025 - 16:03 WIB

PPPK Paruh Waktu: Skema Baru Rekrutmen ASN Fleksibel

ODGJ, Lansia, dan Difabel Berhak Terima Bansos Seumur Hidup

14 September 2025 - 11:25 WIB

ODGJ, Lansia, dan Difabel Berhak Terima Bansos Seumur Hidup

Ledakan Pamulang: Polisi Tepis Septic Tank, Diduga Tabung Gas

13 September 2025 - 11:05 WIB

ledakan Pamulang
Trending di Berita