WBN- WARTABELANEGARA.COM | Objektif - Informatif - Edukatif : Â Berita Terkini, Terbaru , Terpercaya.
Liverpool gagal juara Community Shield 2025 usai kalah adu penalti 3-2 dari Crystal Palace di Stadion Wembley, London.
Liverpool gagal juara Community Shield 2025 usai kalah adu penalti 3-2 dari Crystal Palace di Stadion Wembley, London.
Liverpool tunduk di Wembley setelah drama adu penalti; The Eagles raih trofi Community Shield usai skor 2-2 di waktu normal dan menangkan tos-tosan 3-2.
WARTABELANEGARA.COM | Â Liverpool dipastikan gagal menjuarai Community Shield 2025 setelah kalah adu penalti dari Crystal Palace dengan skor 3-2 di Stadion Wembley. Laga berakhir imbang 2-2 di waktu normal sebelum ditentukan melalui drama penalti yang dimenangkan The Eagles.
Pertandingan berjalan ketat sejak peluit awal. Liverpool yang datang sebagai juara Liga Inggris 2024-2025 dan Crystal Palace selaku juara Piala FA musim lalu menurunkan kekuatan terbaik. The Reds sempat unggul cepat lewat Hugo Ekitike pada menit ke-4, tetapi Palace segera merespons melalui penalti Jean-Philippe Mateta pada menit ke-17.
Keunggulan Liverpool kembali hadir lewat gol Jeremie Frimpong menit ke-21, membawa skor 2-1 yang bertahan hingga turun minum. Di babak kedua, dominasi serangan Liverpool membuka celah di lini belakang, yang dimanfaatkan Ismaila Sarr untuk menyamakan skor pada menit ke-77.
Memasuki babak kedua Liverpool tetap menguasai jalannya pertandingan namun beberapa pilihan menyerang membuat ruang bagi Palace. Ismaila Sarr memanfaatkan momen itu untuk membawa Palace kembali ke papan skor dan memaksa pertandingan berakhir 2-2 di waktu normal. Tak ada perpanjangan waktu laga dilanjutkan langsung ke adu penalti sesuai aturan yang diberlakukan untuk Community Shield kali ini.
Drama penalti menjadi penentu. Tiga penendang Liverpool Mohamed Salah, Alexis Mac Allister, dan Harvey Elliott  gagal menjalankan tugas dengan sempurna sehingga hanya dua penalti Liverpool yang berhasil masuk. Palace tampil lebih tenang dari titik putih dan menutup pertandingan dengan kemenangan 3-2 di seri tos-tosan.
Kekalahan ini menunjukkan titik rawan Liverpool pada momen transisi dari menyerang ke bertahan ketika mereka menekan, celah di lini belakang lebih mudah dieksploitasi. Sementara Palace menunjukkan ketenangan dalam eksekusi penalti dan kemampuan memaksimalkan peluang kontra. Bagi Liverpool, fokus perbaikan di lini belakang dan kesiapan mental saat adu penalti akan menjadi pekerjaan rumah menjelang kompetisi musim depan.
